Senin, 20 April 2015

Wayang Kulit, Kesenian Tradisional Indonesia


Sudah lama saya tidak melihat pertunjukan wayang kulit, entah sudah berapa tahun. Dulu, waktu masih kecil saya sesekali diajak bapak saya untuk melihat wayang, dan sampai waktu remaja saya juga beberapa kali melihat pertunjukan wayang bersama dengan teman-teman.
Wayang Kulit, Kesenian Tradisional Indonesia
Wayang Kulit / Sukadi.net
Bagi orang Jawa, barangkali sudah tidak asing dengan wayang kulit, minimal pernah mendengar dan melihat wujud dari wayang kulit. Dalam pementasannya, wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden. 

Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Jawa. Wayang berasal dari kata 'Ma Hyang' yang artinya menuju kepada roh spiritual, dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa. Ada juga yang mengartikan wayang adalah istilah bahasa Jawa yang bermakna 'bayangan', hal ini disebabkan karena penonton juga bisa menonton wayang dari belakang kelir atau hanya bayangannya saja.  Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang (lakon), penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar.

Secara umum wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan Ramayana, tetapi tak dibatasi hanya dengan pakem (standard) tersebut, ki dalang bisa juga memainkan lakon carangan (gubahan). Beberapa cerita diambil dari cerita Panji.

Pertunjukan wayang kulit telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity). Wayang kulit lebih populer di Jawa bagian tengah dan timur, sedangkan wayang golek lebih sering dimainkan di Jawa Barat.

Wayang kulit dibuat dari bahan kulit kerbau yang sudah diproses menjadi kulit lembaran, perbuah wayang membutuhkan sekitar ukuran 50 x 30 cm kulit lembaran yang kemudian dipahat dengan peralatan yang digunakan adalah besi berujung runcing berbahan dari baja yang berkualitas baik. Besi baja ini dibuat terlebih dahulu dalam berbagai bentuk dan ukuran, ada yang runcing, pipih, kecil, besar dan bentuk lainnya yang masing-masing mempunyai fungsinya berbeda-beda.

Jenis-jenis Wayang Kulit Berdasar Daerah
  • Wayang Kulit Gagrag Surakarta
  • Wayang Kulit Gagrag Yogyakarta
  • Wayang Kulit Gagrag Jawa Timuran
  • Wayang Kulit Gagrag Banyumasan
  • Wayang Bali
  • Wayang Kulit Banjar (Kalimantan Selatan)
  • Wayang Palembang (Sumatera Selatan)
  • Wayang Betawi (Jakarta)
  • Wayang Cirebon (Jawa Barat)
  • Wayang Madura (sudah punah)
  • Wayang Siam
Dalang Wayang Kulit
Dalang adalah bagian terpenting dalam pertunjukan wayang kulit (wayang purwa). Dalam terminologi bahasa jawa, dalang (halang) berasal dari akronim ngudhal Piwulang. Ngudhal artinya membongkar atau menyebar luaskan dan piwulang artinya ajaran, pendidikan, ilmu, informasi. Jadi keberadaan dalang dalam pertunjukan wayang kulit bukan saja pada aspek tontonan (hiburan) semata, tetapi juga tuntunan. Oleh karena itu, disamping menguasai teknik pedalangan sebagai aspek hiburan, dalang haruslah seorang yang berpengetahuan luas dan mampu memberikan pengaruh.

Beberapa nama tokoh dalang wayang kulit yang terkenal, diantaranya adalah:
  • (Alm) Ki Narto Sabdo 
  • Ki Manteb Sudarsono
  • Ki Anom Suroto
  • (Alm) Ki Tristuti Rachmadi (Solo)
  • (Alm) Ki Surono
  • Ki Timbul Hadi Prayitno (Yogya), 
  • (Alm) Ki Hadi Sugito 
  • Ki Enthus Susmono
Sekarang, sudah semakin jarang orang yang nanggap wayang untuk gelaran acaranya, selain sudah semakin sedikit peminat, biaya untuk naggap wayang mungkin juga menjadi faktor pertimbangan orang yang ingin nanggap wayang. Meskipun demikian, saya masih berharap, semoga saja kesenian wayang kulit khususnya masih tetap lestari, karena bagaimanapun juga kesenian wayang kulit merupakan salah satu peninggalan yang harus dijaga kelestariannya.



By:MeiyanaTriwinarno
Kesenian Budaya Jawa Tengah

Indonesia terdiri dari banyak pulau dan beragam suku dan budaya. Indonesia memiliki banyak suku dan budaya yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Karena beragamnya suku dan budaya di Indonesia, itu menjadi salah satu ciri khas Indonesia dan mampu banyak menarik para wisatawan lokal maupun manca Negara. Kali ini saya akan membuat artikel mengenai Kesenian budaya dari daerah Jawa Tengah.
Kebudayaan Jawa merupakan salah satu sosok kebudayaan tertua di Indonesia. Kebudayaan Jawa mengakar di Jawa Tengah bermula dari kebudayaan nenek moyang yang bermukim di tepian Sungai Bengawan Solo pada ribuan tahun sebelum Masehi. Fosil manusia Jawa purba yang kini menghuni Museum Sangiran di Kabupaten Sragen, merupakan saksi sejarah, betapa tuanya bumi Jawa Tengah sebagai kawasan pemukiman yang dengan sendirinya merupakan suatu kawasan budaya. 

Kebudayaan Jawa Tengah
Jawa Tengah memiliki banyak seni dan budaya. Diantaranya kesenian yang terkenal yaitu batik dan wayang yang kini sudah banyak di kenal bahkan sampai ke manca Negara. Berikut beberapa kebudayaan mengenai daerha Jawa Tengah :
Rumah Adat Jawa Tengah
Rumah adat Jawa Tengah di kenal dengan nama rumah Joglo. Joglo merupakan rumah adat Jawa Tengah yang terbuat dari kayu. Rumah ini mempunyai nilai seni yg cukup tinggi dan hanya dimiliki orang dari kalangan mampu. Rumah joglo berdenah bujur sangkar dan mempunyai empat pokok tiang di tengah yang di sebut saka guru, dan digunakan blandar bersusun yang disebut tumpangsari. Blandar tumpangsari ini bersusun ke atas, makin ke atas makin melebar.

Pakaian Adat Jawa Tengah
Pakaian tradisional kaum perempuan Suku Jawa khususnya Jawa Tengah pada umumnya sama yaitu menggunakan kebaya, kemben, dan kain tapih pinjung dengan stagen. Bagi para kaum laki-laki, khususnya kerabat keraton adalah memakai baju beskap kembang-kembang atau motif bunga lainnya. Pada kepala memakai destar (blankon), kain samping jarik, stagen untuk mengikat kain samping, keris dan alas kaki (cemila). Pakaian ini dinamakan Jawi Jangkep, yaitu pakaian laki-laki Jawa lengkap dengan keris.

Kesenian

  • Batik : Batik tidak hanya terkenal di daerah Jawa Tengah saja tetapi juga di daerah lain di Indonesia pun memiliki balik masing-masing. Namun setiap daerah memiliki motif yang berbeda. Di Jawa Tengah mempunyai motif dasar yang relatif terikat pada pakem tertentu. Motif-motif ini mempunyai sifat simbolis dan berlatarkan kebudayaan Hindu-Jawa.



  • Wayang Kulit : Kesenian wayang dalam bentuknya yang asli timbul sebelum kebudayaan Hindu masuk di Indonesia dan mulai berkembang pada jaman Hindu Jawa. Figur tokoh yang digambarkan untuk pertama kali adalah Batara Guru atau Sang Hyang Jagadnata yaitu perwujudan dari Dewa Wisnu.



  • Tari serimpi : Tari Serimpi adalah jenis tarian tradisional Daerah Jawa Tengah. Tarian ini diperagakan oleh empat orang penari yang semuanya adalah wanita. Jumlah ini sesuai dengan arti kata serimpi yang berarti 4. Menurut Kanjeng Brongtodiningrat, komposisi empat penari sebagai simbol dari empat penjuru mata angin yakni Toya (air), Grama (api), Angin (udara) dan Bumi (tanah). Sedangkan nama peranannya adalah Batak, Gulu, Dhada dan Buncit yang melambangkan tiang Pendopo.



  • Gamelan Jawa : Gamelan Jawa merupakan Budaya Hindu yang digubah oleh Sunan Bonang, guna mendorong kecintaan pada kehidupan Transedental (Alam Malakut)”Tombo Ati” adalah salah satu karya Sunan Bonang. Sampai saat ini tembang tersebut masih dinyanyikan dengan nilai ajaran Islam, juga pada pentas-pentas seperti: Pewayangan, hajat Pernikahan dan acara ritual budaya Keraton.



  • Ketoprak : Ketroprak merupakan suatu teater rakyat yang terkenal di Jawa Tengah.



Adat Istiadat
Ada beberapa adat istiadat yang biasa dilakukan masyarakat Jawa Tengah, diantaranya :
  • Pada saat usia kehamilan 7 bulan, diadakan acara nujuh bulanan atau mitoni.
  • Ketika bayinya lahir, diadakan slametan, yang dinamakan brokohan
  • Acara tedak-siten, yaitu acara dimana bayi yang berusia 245 hari untuk pertama kalinya menginjak tanah. Didalam acara itu si anak di masukkan kedalam kurungan yang sudah dihiasi pernak pernik.

  • Untuk acara pernikahan, biasanya masyarakat Jawa Tengah melakukan budaya pingit atau tidak boleh saling bertemu bagi mempelai pria dan wanita yang akan menikah.
  • Sehari sebelum acara pernikahan, biasanya diadakan acara siraman bagi para pengantin. Dimana air siraman tersebut sudah di campur dengan bermacam-macam bunga.

  • Upacara brobosan, yaitu punya cara melintas di bawah mayat yang sudah di tandu dengan cara berjongkok

  
Sudah dijelaskan beberapa kebudayaan yang ada di daerah Jawa Tengah. Masih banyak kesenian dan kebudayaan yang di miliki daerah Jawa Tengah ini. Dengan mengetahui kebudayaan yang ada di Indonesia mampu membuat kita bangga dengan kekayaan budaya yang di miliki Negara ini. Dan sebagai generasi yang baik seudah sepatutnya kita menjaga dan melestarikan budaya leluhur agar tidak punah dimakan oleh era modern dan budaya asing yang semakin meningkat.

Minggu, 19 April 2015